Dewiingin memperoleh tanaman semangka bibit - 24055063 DeanRizal DeanRizal 04.09.2019 Fisika Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli Dewi ingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan dua jenis tanaman semangka yang berbeda sifatnya. Salah satu tanaman semangka tersebut memiliki sifat buah
Hormon auksin merupakan hormon tumbuhan yang ditemukan pertama kali pada ujung kecambah gandum Avena sativa oleh Frits Went. Auksin alami terdiri dari dua macam yaitu auksin a dan b. Letak auksin berada pada meristem apikal ujung dan diproduksi di tempat tersebut. Perpindahan hormon auksin selalu menjauhi cahaya matahari, atau rentan dengan cahaya matahari. Hormon auksin juga memegang peranan penting dalam bioteknologi tumbuhan yaitu kultur jaringan. Berikut fungsi hormon aksin bagi tumbuhan. Hormon auksin memiliki beberapa fungsi sebagai berikut. Merangsang perpanjangan sel elongasi sel. Merangsang pembentukan bunga dan buah. Merangsang pemanjangan titik tumbuh. Mempengaruhi pembengkokan batang tanaman. Merangsang pembentukan akar lateral atau samping. Merangsang terjadinya proses diferensiasi atau perubahan bentuk. Hormon auksin berkaitan erat dengan hormon giberelin. Hormon giberelin memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dengan hormon auksin bagi tumbuhan. Berikut merupakan bebrapa fungsi dari hormon giberelin. Hormon giberelin memiliki fungsi sebagai berikut. Mengakhiri dormansi biji. Membantu pertumbuhan meristem sekunder pada tumbuhan. Mempercepat pembentukan bunga, biji, dan buah. Merangsang partenokarpi atau pembentukan buah tanpa biji. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah C. Kentangjuga bisa menjadi jalan untuk perbaikan ekonomi bagi petani-petani kentang. Teknik dari persilangan tanaman kentang ini sangat minim untuk dilakukan, oleh karena itu banyak para petani hanya bisa menanam jenis kentang lokal dan jarang ditemukan petani menanam varietas unggul dan tahan terhadap serangan penyakit. inovasi dari persilangan Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Semarang23 Maret 2022 1504Halo Chelonia, kakak bantu jawab ya Pilihan jawaban yang tepat adalah A. Dalam contoh tersebut, gen B besar dominan terhadap gen b kecil, dan gen M manis dominan terhadap gen m tidak manis. Apabila ingin mendapatkan keturunan yang seluruhnya memiliki sifat unggul, maka induknya harus memiliki gen dominan. Sehingga genotipe yang paling mungkin disilangkan oleh Dewi untuk menghasilkan bibit unggul seluruhnya adalah BBMM disilangkan dengan BbMM. Jadi, pilihan jawaban yang tepat adalah A. Semoga membantu! Parapeneliti memperoleh hasil yang memuaskan karena setelah melakukan pembibitan kembali dari biji buah tomat hasil persilangan sebanyak 12 kali pada 12 keturunan, buah tomat yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar, bahkan lebih besar dari buah tomat induknya dari spesies S. esculentum. Garfik pertumbuhan menunjukkan bahwa secara umum OneeRa Verified answer Genotip yang paling mungkin disilangkan oleh Dewi untuk menghasilkan bibit unggul seluruhnya adalah angka1 dan 2 atau 1 dengan semua nomor2 dan 33 dan 52 dan 93 dan 66 dan 11dan penjelasan dihibrid adalah persilangan dengan dua sifat istilah dalam persilanganFenotipe adalah sifat tampak atau dapat adalah sifat tidak tampak yang ditunjukkan dengan adalah genotipe dengan dua alel yang adalah genotip dengan dua alel yang tidak adalah sel haploid untuk F adalah keturunan hasil P adalah induk atau orang dihibrid semangkaBesar tidak manis BBmm >> ADA KESALAHAN PADA GAMBAR, gamet baris horizontal paling kanan adalah bm.< BBMmGamet BM BM dan BmFilial BM BmBM BBMM BBMmFenotipe keduanya sama, yaitu Besar dan genotip yang paling mungkin disilangkan oleh Dewi untuk menghasilkan bibit unggul seluruhnya adalah angka1 dan 2 atau 1 dengan semua nomor2 dan 33 dan 52 dan 93 dan 66 dan 11dan lebih lanjut1. Menentukan gamet padi yang memiliki fenotip berbulir banyak dan menghasilkan nasi keras yang terbentuk dari padi berbulir sedikit dan menghasillan masi pulen bbkk dengan padi berbulir banyak dan menghasilkan nasi keras BBKk Menentukan jumlah fenotipe jeruk manis pohon tinggi pada keturunan kedua dari persilangan jeruk manis pohon tinggi homozigot dengan jeruk amsam pohon rendah Istilah dalam persilangan dan soal tentang menentukan genotipe jagung unggul jagung tongkol besar batang tinggi dari persilangan dihibrid Menentukan banyak tanaman jagung berbiji kuning bulir bulat dari persilangan dihibrid antara jagung berbiji putih bulir bulat ppBb dengan jagung biji kuning bulir kisut Ppbb jawabanKelas 9Mapel FisikaBab Pewarisan SifatKode; kunci semangka, persilangan, manis, besar, kecil, tidak, dewi, bibit, unggul, angka, tabel, tanaman
Sifatunggul tanaman seperti diatas dapat dipertahankan secara genetis apabila tanaman tersebut diperbanyak secara vegetative.Secara definisi bibit unggul adalah tanaman muda yang memiliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit. 1.
Uploaded byBambang 0% found this document useful 0 votes63 views15 pagesDescriptionEeOriginal Title5. Soal Mapel IPACopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes63 views15 pagesSoal Mapel IPAOriginal Title5. Soal Mapel IPAUploaded byBambang DescriptionEeFull descriptionJump to Page You are on page 1of 15Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 6 to 13 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Dewiingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan dua jenis tanaman semangka yang berbeda sifatnya. Salah Bibit unggul adalah tanaman yang paling disukai masyarakat pada umumnya, yaitu buah semangka yang bersifat Besar dan Manis. Dengan demikian, genotipe yang dapat disilangkan adalah yang hasilnya memiliki gamet B Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Hilman Maysa Firdaus, Lili Rohaeli, Rohaeti, Hadistia N*Tomat adalah buah yang sangat populer dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Buah yang biasanya berwarna merah ini memang sering dijadikan sebagai bahan makanan, seperti dijadikan jus maupun dijadikan sebagai salah satu bahan olahan makanan. Di Indonesia sendiri buah tomat lebih populer digolongkan ke dalam sayuran, dibandingkan buah-buahan lainnya seperti pisang dan jeruk. Selain sebagai sayur, tomat juga merupakan buah favorit yang kaya akan vitamin C sehingga sangat digemari. Sebagai konsumen, dalam memilih buah tomat di pasaran, biasanya kita memilih buah yang berwarna merah segar, berukuran besar, dan berdaging tebal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan buah tomat yang baik untuk dunia holtikultura, ukuran buah tomat yang besar merupakan karakteristik buah yang para petani inginkan. Buah yang ukurannya besar dapat meningkatkan harga buah di pasaran, yang tentunya dapat memberikan keuntungan lebih bagi produsen buah tomat, dibandingkan menjual buah tomat berukuran kecil. Selain itu, tanaman yang memiliki karakteristik resisten terhadap penyakit juga merupakan karakteristik tanaman yang diinginkan oleh petani. Namun permasalahannya adalah tidak semua jenis tanaman tomat memiliki kedua karakterstik yang unggul tersebut. Tanaman tomat jenis Solanum pimpinellifolium misalnya, merupakan jenis tanaman tomat yang resisten terhadap hama, buahnya berwarna merah, enak dimakan, tetapi buah yang dihasilkannya berukuran kecil, sehingga biasa dikenal dengan sebutan tomat cherry’. Lain halnya dengan jenis Solanum esculentum, dengan buahnya yang besar menjadikan jenis tomat ini unggul dalam hal ukuran buah, namun resistensinya terhadap penyakit, tidak sebaik jenis Solanum di lapangan tersebut mendorong para peneliti di Nigeria melakukan riset untuk mencari tahu bagaimana menghasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul tersebut. Dalam risetnya, peneliti menggunakan metode persilangan tanaman secara konvensional untuk menggabungkan sifat-sifat unggul tanaman, sehingga dihasilkan tanaman tomat yang tidak hanya resisten terhadap hama, tetapi juga memiliki buah yang besar, yang menguntungkan secara ekonomi. Bahan yang dibutuhkan hanyalah dua jenis bibit tomat S. Esculentum dan S. pimpinellifolium yang ditanam hingga berbunga. Persilangan tanaman dilakukan dengan cara mengambil serbuk sari dari bunga tanaman tomat jenis S. esculentum dan menyerbukkannya pada putik bungan dari jenis S. pimpinellifolium, yang terlebih dahulu sudah diemaskulasi atau dibuang benang sarinya. Persilangan ini dimaksudkan agar menghasilkan anakan buah tomat yang memiliki karaktersitik dari kedua induknya. Setelah dilakukan penyerbukan silang, bunga dibirkan berbuah selama beberapa minggu untuk melihat buah yang penelitian menunjukkan bahwa buah tomat yang dihasilkan dari persilangan tersebut menunjukkan perbedaan. Para peneliti memperoleh hasil yang memuaskan karena setelah melakukan pembibitan kembali dari biji buah tomat hasil persilangan sebanyak 12 kali pada 12 keturunan, buah tomat yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar, bahkan lebih besar dari buah tomat induknya dari spesies S. esculentum. Garfik pertumbuhan menunjukkan bahwa secara umum terdapat kenaikan ukuran buah secara gradual dari keturunan pertama sampai keturunan ke-12. Ini berarti penggabungan sifat ukuran buah yang besar telah berhasil, dengan dihasilkannya buah tomat yang besar tersebut. Apabila dilihat dari kacamata ilmu genetika, besarnya ukuran buah diakibatkan oleh adanya akumulasi alel yang mengatur karakter ukuran besar pada buah,dan sifatnya dominan, sehingga menutupi sifat alel kecil’ yang resesif. Alel dominan ini terus terbawa pada keturunan selajutnya sehingga terjadi akumulasi alel tersebut sehingga menyebabkan buah tomat berukuran besar. Meskipun demikian, peneliti juga mengemukakan bahwa tanaman tomat yang menghasilkan buah yang besar, tidak menghasilkan buah sebanyak tanaman tomat yang berukuran kecil. Hal ini berarti ukuran buah tomat yang dihasilkan berbanding terbalik dengan jumlah buah tomat yang dihasilkan pada satu kali waktu sebenanrnya teknik persilangan tanaman secara konvensional telah dikenal di masyarakat, penelitian ini dapat menjelaskan dengan lebih ilmiah mengenai keterlibatan faktor genetik pada teknik persilangan tanaman. Terlepas dari hal tersebut, hasil dari penelitian ini tetap menarik dan menjadi referensi bagi siapapun yang ingin melakukan budidaya tanaman, khususnya pada tanaman tomat dengan cara seperti itu.*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPISumber Atuguwu, Agatha Ifeoma; Uguru, Michael Ifeanyi. 2012. Tracking fruit size increas in recombinants obtained from an interspecific cross between cultivated tomato Solanum esculentum and wild tomato relative Solanum pimpinellifolium. Journal of Plant Breeding and Crop Science 4 Lihat Nature Selengkapnya Jikapada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb. Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet
Tahapan dalam Budidaya Kelapa SawitSeleksi dan Pengecambahan BijiPengecambahan terbukaPengecambahan dalam peti Pengecambahan fermetasiPengecambahan dengan pipa air panasPersemaian Persemaian dalam bentuk bedenganPersemaian dengan polybagPembibitanPembibitan dilapanganPembibitan kantong plastik besarSeleksi Bibit Jantan dan Betina Tahapan dalam Budidaya Kelapa Sawit Memperoleh bibit dengan cara budidaya sendiri, tentunya dapat dilakukan oleh perkebunan perkebunan yang mempunyai persediaan biji kelapa sawit dalam jumlah banyak dan sudah jelas diketahui keunggulannya. Kegiatan mendapatkan bibit kelapa sawit dimulai dengan melakukan seleksi biji, mengecambahkan, menyemaikan dan membibitkannya Seleksi dan Pengecambahan Biji Seleksi bibit penting dilakukan karena akan menentukan hasil dan kualitas kelapa sawit. Untuk mendapatkan tanaman yang bersifat unggul, biji diperoleh dari persilangan varietas unggul pula. Dari hasil pengamatan dan pengujian, di Indonesia lebih banyak digunakan bahan tanaman yang berasal dari persilangan Dura dan Pisifera. Hasil persilangan ini dianggap sebagai persilangan terbaik secara ekonomis, yaitu didasarkan pada kriteria produksi minyak per hektar, mutu minyak, pertumbuhan vegetatif dan daya tahan terhadap penyakit tajuk serta ganoderma. Biji untuk bibit diambil dari tandan buah yang besar dari pohon yang telah diseleksi dan diketahui sifat sifatnya. Pengambilan biji ini dilakukan setelah tandan matang. Tandan dianggap telah cukup matang jika ada satu atau dua buah yang jatuh. Buah yang telah dipilih dagingnya dikupas dengan pisau atau dengan alat pengupas daging buah depericarper kemudian dicuci bersih tidak mengandung minyak lagi. Agar benih cepat tumbuh dan pertumbuhannya merata, biji biji perlu dikecambahkan terdahulu. Karena kulit biji atau cangkang buah kelapa sawit bersifat keras, maka untuk mempercepat perkecambahnnya dapat dilakukan beberapa hal berikut Menipiskan kulit yang keras dan tebal dengan cara mengasahnya tetapi tidak sampai melukai daging biji Melarutkan biji dalam larutan HCl 0,1% Berikut adalah beberapa cara pengecambahan biji kelapa sawit Pengecambahan terbuka Cara pengecambahan ini adalah yang paling sederhana dan paling sering dilakukan orang. Biji biji disemaikan di dalam bedengan bedengan terbuka dengan media pasir dan tanah setebal 20 cm. Biji biji di deder setebal kurang lebih 3 cm dibawah media dan disiram sekali sehari. Persentase pengecambahan biji dengan cara ini rata rata mencapai 50% dalam waktu 6 bulan Pengecambahan dalam peti Pengecambahan fermetasi Alat dan bahan yang digunakan pada pengecambahan dengan cara ini adalah Peti pemeraman yang berukuran 400 x 90 x 60 cm Peti pengecambahan dengan ukuran 40 x 20 x 20 cm Bahan pemeraman yang berupa serbuk arang, daun pisang, daun pepaya, daun jagung atau daun kacang kacangan yang diiris kasar. Biji biji yang akan disemai dimasukkan ke dalam peti pengecambahan setelah dicampur serbuk arang dengan perbandingan isi yang sama. Diatas campuran tersebut di beri serbuk arang sampai penuh. Peti peti pengecambahan dimasukkan ke dalam peti pemeraman yang telah di isi bahan pemeran daun daunan setelah 20 cm. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari. Bahan pemeraman ini akan mengalami fermentasi secara lambat sehingga suhu ruang peti pemeraman meningkat. Pada peti pemeraman bisa dipasang alat pengukur suhu. Suhu yang paling baik adalah 38-400C. Untuk mempertahankan suhu dapat dilakukan dengan mengurangi bahan pemeraman setiap 3-4 minggu. Biji akan mulai berkecambah mencapai 50% setelah 2 bulandan kira kira 80% setelah 3-4 bulan. Pengecambahan dengan cara ini sangat cocok untuk penyediaan bibit dalam jumlah besar karena setiap peti pemeraman dapat mengecambahkan kira kira 6000 butir biji Pengecambahan dengan pipa air panas Pengecambahan dengan cara ini memerlukan alat berupa rumah kecambah yang dapat dipanaskan dengan uar air dari pabrik dan kotak seng berukuran 40 x 25 25 cm Kotak seng diisi dengan campuran arang dan pasir dengan perbandingan 21, setebal 5 cm kemudian disiram air sampai lembab. Kotak seng dimasukkan ke dalam rumah kecambah, disusun dalam rak rak dan ke dalamnya dialirkan uap air. Suhu dalam kotak kecambah dipertahankan antara 38-400C dengan cara mengatur aliran uap air yang masuk ke dalam rumah kecambah. Setelah 3 bulan perkecambahan mencapai kurang lebih 80%. Persemaian Persemaiaan terutama bertujuan untuk memperoleh bibit yang merata pertumbuhannya sebelum dipindahkan ke pembibitan. Medium pesemaian biasanya dipilih pasir atau tanah berpasir. Persemaian dapat dilakukan dengan dua cara, dalam bentuk bedengan atau polybag Persemaian dalam bentuk bedengan Ada dua cara persemaian dalam bentuk bedengan yaitu di atas tanah langsung atau dengan bak semai. Persemaian di atas tanah langsung dilakukan dengan cara mencangkul tanah sedalam 20 cm, digemburkan lalu dicampur dengan pasir yang telah diseterilkan. Agar media menjadi steril perlu disiram dengan parathion sebanyak 8 gram dalam 9 liter air. Bedengan dibuat dengan lebar 100-125 cm, panjang sesuai dengan kebutuhan dan diseklilingnya dipasang batu bata, kayu, atau bambu. Selain bedengan di atas tanah, adapula bedengan yang terbuat dari kotak berukuran 120 x 60 x 15 cm atau sering disebut bak semai, maka bak bak semai ditempatkan diatas para para setinggi 60 cm. Benih yang telah berkecambah ditanam dengan jarak 7,5 x 7,5 cm sedalam 2-5 cm atau tergantung panjang akarnya. Jarak tanam tidak boleh terlalu rapat karena dapat menyebabkan kekurangan nitrogen. Sedikit demi sedikit naungan dalam persemaian dikurangi dan akhirnya dihilangkan sama sekali. Akan tetapi di daerah yang sangat terik, naungan tetapi dipertahankan sesuai kebutuhannya. Agar tidak kekeringan, bibit harus disiram dengan frekuensi penyiraman tergantung pada kondisi tempat persemaian,penyiraman dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore. Agar bibit tumbuh dengan baik, perlu pemupukan, terutama dengan pupuk yang mengandung nitroggen, misalnya ammonium fosfat 16% , 20% P2O5 setiap dua minggu sekali. Setiap 400 kecambah yang disemaikan membutuhkan 56 gram pupuk yang dilarutkan dalam 18 liter air. Setelah 4 bulan dipersemaian dan berdaun 2-4 helai, benih mulai dapat dipindahkan ke pembibitan dengan cara putaran atau cabutan. Persemaian dengan polybag Selain di bedengan, persemaian dapat dilakukan suatu tempat tertentu seperti kantong plastik, keranjang bambu atau bakul. Diantara wadah wadah itu, yang paling sering dipakai adalah kantong plastik hitam polybag dengan garis tengah 15 cm dan tinggi 16 cm, sebab lebih praktis dan harganya cukup murah. Tanah media yang telah bersih dari kotoran dimasukkan ke dalam polybag secukupnya. Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam sedalam 2-5 cm di tengah tengah polybag dengan hati hati dan dijaga agar akarnya tidak patah. Bibit yang telah dipindahkan selama 2 minggu ditempatkan dibawah naungan dan sedikit demi sedikit intensitas cahaya yang masuk ditingkatkan. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore. Pemupukan dapat menggunakan urea atau pupuk majemuk N 15, P15, K16, Mg4. Setiap 400 bibit membutuhkan 56 gram urea yang dilarutkan dalam 18 liter air, sedangkan jika menggunakan pupuk majemuk hanya 28 gram dan dilarutkan dalam 18 liter air. Pemupukan tersebut dilakukan setiap minggu dan setelah dipupuk sebaiknya tanaman disiram lagi dengan air agar daun tidak hangus. Setelah 3 bulan dipersemaian mulailah dilakukan seleksi bibit. Bibit yang tumbuh kerdil dan abnormal dibuang, sedangkan sisanya dipindahkan ke pembibitan setelah mempunyai empat sampai lima daun. Pembibitan Bibit tidak dapat langsung ditanam dilapangan karena beberapa alansan diantaranya sebagai berikut Bibit terlalu kecil sehingga mudah terganggu pertumbuhannya, baik oleh hama maupun penyakit Pertumbuhan bibit tidak seragam, terutama pada bibit yang sangat muda Persiapan penanaman memerlukan waktu yang lebih lama daripada pemindahan bibit Dari beberapa alasan tersebut, maka tujuan pembibitan adalah agar bibit sudah cukup kuat dan besar sebelum ditanam dilapang, juga agar pertumbuhan semua bibit dapat seragam. Tempat pembibitan dipilih pada tanah yang subur, datar serta berdekatan dengan sumber air maupun areal kebun yang akan ditanami. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan. Pada dasarnya ada dua macam cara pembibitan yaitu, pembibitan dilapangan dan pembibitan dengan kantong plastik besar. Pembibitan dilapangan Pembibitan dilapangan jika tersedia tanah yang cukup memenuhi persyaratan, antara lain sifat fisik dan fopografinya baik, tersedia cukup air dan cukup luas. Langkah pertama pengelohan tanah pembibitan adalah mencangkulnya sedalam 40 cm sembil membersihkan tanaman pengganggu atau kotoran yang ada. Kemudian dibuat seluran drainase. Untuk menambah kesuburannya, tanah dipupuk dengan pupuk kandang 10 ton/ha atau campuran dari 500 kg pupuk urea dan pupuk TSP 500 kg/ha. Jika tanah terlalu asam dapat diberi kapur tohor sebanyak 1-2/ha Areal pembibitan sebaiknya dibagai menjadi bedengan yang lebarnya cukup untuk 5-10 barisan bibit, panjang bedengan antara 30-35 m dan jarak antarbedengan 70cm. Bibit yang berasal dari pesemaian, baik dari semai maupun polybag, biasanya berupa bibit putaran atau cabut. Apabila bibit dipilih bibit putaran sebaiknya disertakan pulah tanah yang ada disekitar peraktaran. Jarak tanam bibit ini 60 x 60 atau 75 x 75 cm, tergantung dari lamanya waktu pembibitan. Dengan jarak tanam tersebut, diperkirakan terdapat bibit dalam satu hektar Ukuran lubang tanam dibuat sesuai dengan besar tanah pada bibit putaran atau panjang akar pada bibit cabutan. Sisi tegak lubang tanam berfungsi untuk menyandarkan bibit agar dapat berdiri tegak. Sewaktu bibit dipindahkan, hendakanya jangan sampai terjadi kerusakan sebab akan mengganggu pertumbuhannya kelak Penyiraman tanaman dapat disesuaikan dengan keadaan setempat, yaitu tergantung pada curah hujan, suhu, dan penguapan, baik oleh tanah maupun tanaman. Satu bibit minimal membutuhkan 3 liter air setiap minggu. Sedangkan pada cuaca terik rata rata 10 liter air. Mengenai pemupukan, ada beberapa macam anjuran seperti berikut ini Setelah 1 bulan bibit dipindahkan, dipupuk dengan 10 gr ZA/tanaman, melingkar 10 cm dari tanaman. Satu bulan kemudian dosis dinaikkan menjadi 12 gram/tanaman dan sesudah itu tidak dipupuk lagi. Satu bulan setelah dipindahkan, dipupuk dengan 5 gr ZA/ bibit dengan cara yang sama. Pada bulan ke 2, 3, dan 4 berturut turut diberikan 10 gr, 10 gr dan 15 dengan jarak dari pohon lebih dari 10 cm. Pada bulan ke 1, 3, 5 dan 6 dilakukan pemupukan masing masing dengan 14, 28, 42 dan 42 gr pupuk campuran 1 bagian anmmonium sulfat 1 bagian super fosfat 1 bagian kalium sulfat 2 bagian magnesium fulfat. Bibit berumur antara 122-14 bulan, mulai dapat dipindahkan ke lapangan. Pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Jika terpakasa dipindahkan pada musim kemarau, maka 2 minggu sebelum dipindahkan bibit disiram 2 kali sehari pada pagi dan sore Bibit yang dipindakan dipilih yang sehat dan seragam pertumbuhannnya. Untuk keperluan penyulaman, disediakan bibit sebanyak 15% dari jumlah tanaman yang dibutuhkan. Satu hektar pembibitan akan mempu menyediakan bibit untuk 120 ha pertaman dikebun dengan kerapan tanaman 143 pohon/ha. Pembibitan kantong plastik besar Pembibitan dengan cara ini dianjurkan jika tidak tersedia tanah yang cukup luas dan memenuhi syarat. Ukuran kantong plastik besar yang digunakan untuk pembibitan adalah dengan tinggi 50 cm, garis gengah 38 cm, dan berwarna hitam. Alas kantong plastik dilubangi dengan garis tengah 5 mm berjarak 7,5 x 7,5 agar sisa air siraman dapat mengalir keluar. Kantong plastik untuk pembibitan di isi dengan tanah lapisan atas top soil yang telah dicampur dengan pupuk kandang perbandingan 31, seberat kurang lebih 17,5 kg. untuk mencegah hama dan penyakit, sebelum dimasukkan ke dalam kantong plastik, campuran tanah dan pupuk kandang tersebut disetrilkan dengan cara pemanasan. Bibit yang akan ditanam di pembibitan dapat berasal dari pesemaian bedengan atau polybag. Kantong kantong plastik dalam pembibitan diatur berbentuk segitiga samasisi dengan jarak 90 cm. Penyiraman pada kebutuhan, jumlah air yang diperlukan kira kira 9-18 liter/minggu/bibit. Seleksi Bibit Jantan dan Betina Sebelum bibit langsung ditanam dilapangan, untuk mengantisipasi bibit jantan yang terlalu tinggi, sebaiknya dilakukan seleksi. Tujuan dari seleksi bibit jantan ini adalah agar jumlah bibit kelapa sawit jantan tidak terlalu banyak. Kelap sawit jenis jantan dianggap kurang berkualitas, bahkan di tengah perkebunan masyarakat sawit jantan ini selalu dimusnakan. Untuk membedakan melalui seleksi bibit jantan dan betina, sebaiknya dipahami tentang ciri-ciri bibit jantan dan bibit betina. Ciri ciri bibit sawit jantan Ciri ciri bibit sawit betina Pada bagian ujun g daunnya terdapat sulur Tidak memiliki sulur, seperti benang hijau Bibit sawit memiliki tinggi dan besar melebihi bibit lainnya Tinggi dan besar batangnya sedang Memiliki bunga jantan berbentuk lancip dan panjang Bunga betina terlihat besar dan mekar Akan terlihat setelah umur 7 bln atau lebih Akan terlihat setelah umur 7 bln atau lebih Note Untuk membedakan jenis bibit jantan dan bibit betina tergolong sulit, terlebih hal ini pada fase pembibitan hal ini membutuhkan alat dan penelitian lebih lanjut. Direkomendasikan untuk membeli bibit yang sudah terseleksi dan terseleksi guna mendapatkan bibit dengan kualitas terbaik. Lihat juga
Bibitanggur unggul dapat diperoleh memalui 2 cara. 10 Agu 2010 - Bibit unggul durian dapat diperoleh melalui penggabungan dua sumber dapat melalui sambung grafting atau tempel mata tunas okulasi. Bibit unggul dapat diperoleh dengan cara hibridasi. Jika Anda menginginkan bibit tanaman durian unggul silahkan hubungi admin atau kenomer yang ada 35. Dewi mempunyai 8 tanaman hias yang akan ditanam di pot. Namun, ia hanya mempunyai5 pot yang siap digunakan. Dewi sangatmenyukai salah satu tanaman hias tersebutsehingga harus ditanam. Banyak cara memilihtanaman hias untuk ditanam di pot adalah ....A. 28D. 210B. 35E. 840C. 40​ JawabB. 35Penjelasan dengan langkah-langkahKan dari 8 tanaman hias bakal ditaruh di 5 pot, dan 1 tanaman hias wajib ditaruh di salah satu pot, berarti sisa 7 tanaman hias dan 4 = 7!/4!3!7x6x5x4x3x2x1 / 4x3x2x1 x 3x2x1 = 35 SumberGambar : dok. Teknik dan cara penanaman bibit buah semangka.Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, daun 2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan perlubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan perlubangan lahan dilakukan 1 minggu sebelum bibit dipindahkan kedarat . Berjarak 20-30 cm dari tepi bedengan
Problem7th-9th gradeBiologiStudentIngin jawaban terperinci dengan cepatQANDA Teacher's SolutionQanda teacher - Ica27StudentBoleh dengan cara pengerjaan nya?Qanda teacher - Ica27Cara pengerjaannya sudah ada digambar yang kaka kirim kan Silahkan dibacaStudentQanda teacher - Ica27Jangan lupa berikan bintang 5 yaStudentStill don't get it?Try asking QANDA teachers!
CaraMendapatkan Bibit Unggul Perkebunan. Banyak pekebun yang saat ini hanya sekedar mendapatkan "bibit" namun belum sampai berusaha mendapatkan bahan tanam unggul. Faktanya ada banya banyak varietas atau jenis tanaman yang bisa memberi keuntungan bagi pekebun. Sebut saja varietas kopi sigaragutang yang memiliki cita rasa terbaik dan
Benak kalian mungkin pernah bertanya-tanya ketika mendapati hasil persilangan antara bunga berwarna merah, didapatkan bunga berwarna putih? Atau kalian penasaran mengapa keturunan dari dua induk kelinci berwarna abu-abu didapatkan keturunan berwarna hitam? Semua hal tersebut dapat kalian temukan jawabannya jika kalian telah mempelajari mekanisme pewarisan sifat hereditas atau genetika mendel. HUKUM PEWARISAN SIFAT MENDEL Jika individu dengan sifat A melakukan perkawinan dengan individu lain dengan sifat B, sifat keturunannya dapat mengikuti salah satu induknya atau merupakan hasil kombinasi dari sifat kedua induknya. Penurunan atau pewarisan sifat dari induk atau tetua kepada generasi keturunan berikutnya disebut Hereditas. Peristiwa pewarisan sifat tersebut mengikuti pola-pola hereditas. Hukum Mendel merupakan Hukum Hereditas yang menjelaskan prinsip-prinsip penurunan sifat pada organisme. Untuk mengembangkan teorinya, Mendel menggunakan objek kajian berupa tanaman kacang kapri atau ercis. Mendel mengamati tujuh sifat kacang kapri Pisum sativum tersebut, antara lain biji bulat dibandingkan dengan biji keriput; biji warna kuning dibandingkan dengan biji warna merah; buah warna hijau dibandingkan dengan buah warna kuning; buah mulus dibandingkan dengan buah berlekuk; bunga warna ungu dibandingkan dengan bunga warna putih; dan letak bunga diaksial ketiak dibandingkan bunga di terminal ujung; serta batang panjang dibandingkan dengan batang pendek. Hukum I Mendel Hukum segregasi Pada waktu pembentukan gamet, gen di dalam alel mengalami segregasi pemisahan secara bebas dari diploid menjadi haploid. Ingat ya, bahwa Alel itu sendiri adalah pasangan gen yang terletak di lokus yang sama pada kromosom homolog. Hukum I Mendel dijelaskan oleh Mendel dalam bentuk persilangan monohibrid satu sifat beda. Untuk memudahkan kalian mempelajari persilangan monohibrid, berikut dijelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan persilangan. Alel Dominan dan Alel Resesif Setiap individu memiliki 2 alel untuk gen yang mengendalikan suatu sifat. Alel Dominan akan diekspresikan sepenuhnya pada kenampakan individu, sedangkan ale resesif tidak diekspresikan secara jelas pada kenampakan individu. Contohnya alel bunga ungu P adalah dominan dan alel bunga putih p adalah resesif. Jangan lupa bedakan huruf kapital dan huruf kecil pada penulisan gen Homozigot dan Heterozigot Suatu sifat individu disimbolkan dengan sepasang sepasang alel tersebut identik/sama maka disebut Homozigot, contohnya pada tanaman ercis galur murni untuk bunga ungu PP atau bunga putih pp. Sebaliknya jika sepasang alel tersebut berbeda maka disebut Heterozigot, contohnya tanaman ercis bukan galur murni untuk bunga ungu Pp. Genotip dan Fenotip Genotip adalah susunan komposisi genetik dari suatu sifat atau karakter individu. Genotip menunjukkan sifat dasar yang tidak tampak dan bersifat menurun atau diwariskan pada keturunannya. Contohnya PP, Pp atau pp . Sementara itu, Fenotip adalah hasil ekspresi dari genotip dengan lingkungannya yang berupa sifat yang tampak dari luar sehingga dapat diamati. Sebagai contoh adalah ukuran tanaman tinggi atau pendek, warna bunga ungu atau putih, bentuk biji bulat atau kisut dsb. Gambaran tentang lokus alel, homozigot, heterozigot, genotipe dan fenotipe, dapat dilihat pada sketsa berikut Persilangan Monohibrid Pada Tanaman Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persilangan ini, hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunganya saja merah, putih, dsb atau bentuk buahnya saja bulat, lonjong, dsb. Tiap-tiap persilangan diberi simbol, tanaman induk diberi simbol P singkatan dari parental. Keturunan I keturunan pertama disebut filial disingkat F1, keturunan II disebut F2 dan seterusnya. Perhatikan contoh persilangan pada siat bunga ercis yaitu bunga berwarna ungu dengan putih berikut Dari persilangan tersebut, dapat diketahui bahwa F1 Keturunan pertama semuanya berwarna ungu dengan genotip Pp. Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana warna bunga F2 hasil dari persilangan F1 dengan F1 F1 disilangkan sesamanya! Ternyata warna bunga pada F2 keturunan ke-dua ada ungu dan putih. Genotip ungu meliputi PP dan Pp Jadi perbandingan Rasio Fenotip F2 = Ungu Putih = 3 1 Adapun rasio Genotip F2 = PP Pp pp = 1 2 1 Jika dinarasikan , peristiwa segregasi yang terjadi menurut Mendel adalah sebagai berikut Pada waktu pembentukan gamet jantan, alel-alel PP ini memisah menjadi P dan P, sehingga sel gamet pada tanaman berbunga ungu hanya mengandung satu macam alel yaitu alel P saja. Sebaliknya, tanaman betina berbunga putih, bersifat homozigot resesif dan genotipnya pp. Alel ini memisah menjadi p dan p pada waktu pembentukan gamet betina ovum, sehingga gamet-gamet betina tanaman putih hanya memiliki satu macam alel p. Hukum II Mendel Hukum Asortasi Hukum Mendel II dikenal sebagai Hukum Asortasi yaitu, hukum berpasangan atau penggabungan secara bebas. Hukum ini menyatakan bahwa setiap gen atau sifat, akan berpasangan secara bebas dengan gen atau sifat lain. Berikut akan dijelaskan Hukum II Mendel pada persilangan Dihibrid dua sifat beda. Misalnya bentuk biji kacang kapri bulat dan kisut dan warna kuning dan hijau. Pada persilangan antara tanaman kapri berbiji bulat warna kuning homozigot BBKK dengan kapri berbiji kisut warna hijau bbkk, akan menghasilkan 16 kombinasi genotip keturunan sebanyak 100% tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. Selanjutnya, apabila tanam an F1 tersebut disilangkan sesamanya sama-sama F1, ternyata pada keturunan kedua F2, rasio F2 = 9 3 3 1. Untuk lebih jelasnya perhatikan persilangan dihibrid berikut! B bersifat dominan terhadap b, K dominan terhadap k, jadi BbKk = Bulat kuning. Dengan demikian semua F1 bersifat Bulat Kuning Yuk, sekarang kita temukan hasil F2 jika F1 disilangkan sesamanya! Dengan demikian, akan diperoleh F2 = bulat kuning B_K_, bulat hijau B_kk, kisut kuning bbK_, kisut hijau bbkk. Untuk rasio fenotipnya adalah sebagai berikut Rasio fenotip = bulat kuning bulat hijau kisut kuning kisut hijau = 9 3 3 1. Peristiwa pembentukan gamet pada persilangan dihibrid tersebut di atas, terjadi 4 macam pengelompokan gen. Gen B mengelompok dengan gen K membentuk gamet BK; gen B mengelompok dengan gen k membentuk gamet Bk; gen b mengelompok dengan gen K membentuk gamet bK; dan gen b mengelompok dengan gen k membentuk gamet bk. Ingin mencoba menyelesaikan persilangan dihibrid? yuk simak video berikut!…. 3. Persilangan Resiprok Pada intinya, persilangan resiprok adalah persilangan dengan sifat yang dibalik antara induk jantan dan betinanya. Misal semula, persilangan antara ercis berbunga ungu jantan/serbuk sari dengan ercis berbunga putih betina/putik, akan didapatkan semua keturunan F1nya berbunga ungu. Dan keturunan F2nya menghasilkan ercis berbunga ungu dan putih dengan perbandingan 31. Lihat persilangan monohibrid pada tanaman. Demikian halnya jika dibalik, jantan/serbuk sari diambil dari tanaman ercis berbunga putih dan diserbukkan pada putik ercis berbunga ungu, hasil yang diperoleh baik pada F1 maupun F2nya tetap sama seperti semula. Persilangan yang merupakan kebalikan dari persilangan sebelumnya inilah yang disebut persilangan resiprok. 4. Back Cross Persilangan Balik dan Test Cross Uji Silang Back cross merupakan persilangan antara keturunan F1 yang heterozigot dengan salah satu induknya yang homozigot dominan. Perhatikan contoh berikut Dua individu F2 pada contoh di atas, mempunyai genotip yang berbeda TT dan Tt namun mempunyai fenotip yang sama tinggi. Simak aja nih videonya, kalau kalian ingin lebih paham lagi! Test cross adalah persilangan antara F1 dengan salah satu induknya yang homozigot resesif. Individu F1 tidak atau belum diketahui genotipnya. Oleh karena itu, uji silang ini bertujuan untuk menguji ketidak murnian individu dengan mengetahui perbandingan fenotip keturunannya. Dengan demikian, dapat diketahui individu yang diuji adalah heterozigot atau homozigot. Perhatikanlah contoh test cross antara bunga ercis yang letaknya diketiak daun/aksial namun belum diketahui genotipnya dengan induknya yang letak bunganya di ujung/terminal aa berikut ini. F1 50% Bunga Aksial Aa 50% Bunga Terminal aa. Berarti genotip dari bunga aksial tersebut bersifat heterozigot Aa Ingin lebih paham? coba deh simak video berikut! 5. Sifat Intermediet Pada tanaman bunga pukul empat Mirabilis jalapa, persilangan antara tanaman bunga pukul empat berwarna merah dengan bunga berwarna putih,ternyata menghasilkan individu keturunan dengan bunga berwarna merah muda yang bersifat intermediet. Warna merah muda merupakan warna antara merah dan putih yang disebabkan oleh ekspresi dari alel penentu warna merah dengan ekspresi dari alel warna putih. Oleh karena itu, kedua alel penentu sifat beda tersebut dikatakan mempunyai kekuatan yang sama dalam memengaruhi munculnya sifat. Sifat antara yang diturunkan dari sifat induk pertama dengan sifat induk ke-2 inilah yang disebut sebagai sifat intermediet. Perhatikan bagan persilangan berikut! Lebih mantul lagi kalau kalian mau simak video berikut! B. PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL Ingat-ingat ya…. ternyata, tidak semua persilangan monohibrida menghasilkan perbandingan fenotip F1 = 3 1 atau perbandingan genotip F1 = 1 2 1, dan persilangan dihibrida menghasilkan perbandingan genotip F1 = 9 3 3 1. Dalam prakteknya, hasil persilangan dihibrida, dapat menghasilkan perbandingan yang merupakan variasi dari perbandingan 9 3 3 1 yaitu 12 3 1 atau 9 7 atau juga 15 1. Meskipun demikian, perbandingan tersebut tetap mengikuti aturan Hukum Mendel. Oleh karena itu, hasil perbandingan tersebut dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel. Simak baik-baik ya, macam penyimpangan semu Hukum Mendel berikut! a. Atavisme Pada interaksi gen ini, suatu sifat ditentukan oleh alel-alel dari gen yang berbeda yangt berinteraksi atau saling memengaruhi dalam memunculkan sifat fenotip, sehingga menghasilkan keturunan yang berbeda dengan induknya. Misalnya, pada ayam dijumpai empat macam bentuk pial jengger, antara lain sumpel walnut dengan genotip R-P-, gerigi rose dengan genotip R-pp, biji pea dengan genotip rrP-; dan belah single dengan genotip rrpp. Perhatikan Gambar Empat macam pial ayam! Jika ayam berpial rose disilangkan dengan pea biji, semua keturunan F1nya berpial walnut. Perhatikanlah diagram persilangan berikut! Ternyata dari persilangan ayam berpial rose dan pea, dihasilkan fenotip baru yaitu walnut. Apa yang menyebabkan terbentuknya pial walnut? Pial walnut muncul karena interaksi 2 pasang alel gen yang dominan. Sementara itu, persilangan antara sesama ayam berpial walnut dihasilkan 4 macam pial yaitu walnut, rose, pea, dan 1 pial yang baru yaitu single dengan perbandingan 9 3 3 1. Pial singlel terjadi karena adanya 2 pasang alel gen yang resesif. Berikut video latihan soal atavisme, simak ya… b. Kriptomeri Kriptomeri berasal dari kata Kriptos Yunani berarti tersembunyi, sehingga kriptomeri dikatakan sebagai gen dominan yang seolah-olah tersembunyi jika berdiri sendiri dan akan tampak pengaruhnya apabila bersama-sama dengan gen dominan yang lainnya. Peristiwa kriptomeri ini terjadi pada persilangan bunga Linaria marocanna berwarna merah AAbb, dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih aaBB. A = ada pigmen antosianin a = tidak ada pigmen antosianin B = plasma basa b = plasma asam Warna merah disebabkan oleh adanya pigmen antosianin dalam lingkungan asam AAbb/Aabb. Warna ungu disebabkan oleh adanya pigmen antosianin dalam lingkungan basa AABB/AaBB. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, baik di dalam lingkungan asam atau basa, maka akan terbentuk warna putih aaBB/aaBb/aabb. Yuk, disimak saja, bagaimana hasilnya jika Linaria maroccana merah disilangkan dengan Linaria maroccana putih! c. Polimeri Polimeri adalah sifat yang muncul pada persilangan heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri, tetapi memengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Contohnya adalah gandum berbiji merah yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat. Coba sekarang, lakukan persilangan gandum berbiji merah M1M1M2M2 dengan gandum berbiji putih m1m1m2m2, nantinya yang menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan merah putih = 15 1. Ini dapat dilihat pada bagan persilangan di bawah ini! d. Epistasis-Hipostasis Epistasis adalah sebuah atau sepasang gen yang menutupi atau mengalahkan ekspresi gen lain yang tidak selokus sealel. Sedangkan Hipostasis adalah gen yang tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak selokus yang bukan alelnya. Misalnya, gandum bersekam hitam HHkk disilangkan dengan gandum bersekam kuning hhKK menghasilkan F1 gandum bersekam hitam. Jika F1 disilangkan sesamanya, akan menghasilkan F2 dengan perbandingan fenotip 12 hitam 3 kuning 1 putih. Hal ini terjadi karena faktor H menutup faktor K. Faktor H disebut epistasis dan faktor K adalah hipostasis Agar kalian lebih mengerti, perhatikan bagan epistasis-hipostasis berikut! Untuk latihan soal kriptomeri, polimeri dan epistasis/hipostasis, simak video berikut ya… e. Gen-gen Komplementer. Gen-gen komplementer merupakan interaksi antara gen-gen dominan yang berbeda namun jika muncul bersama akan saling melengkapi, sehingga akan saling membantu dalam menentukan fenotip. Jika salah satu gen tidak ada, maka pemunculan fenotip menjadi terhalang. Contoh komplementer dapat ditemukan pada kasus persilangan bunga Lathyrus odoratus yang terdiri dari gen C = membentuk pigmen warna c = tidak membentuk pigmen warna P = membentuk enzim pengaktif p = tidak membentuk enzim pengaktif Persilangan antara bunga Lathyrus odoratus berwarna putih dengan bunga Lathyrus odoratus berwarna putih pula, akan memperoleh keturunan F1 dengan fenotip ungu, kemudian F1 disilangkan dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 ada yang ungu dan putih. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan persilangan berikut! Berdasarkan hasil persilangan dapat dilihat bahwa gen C dan P tidak akan menunjukkan warna ungu apabila keduanya tidak terdapat bersama-sama dalam satu genotip. Jika ingin lebih jelas, klik dan simak video berikut! ================================================================== PENERAPAN HUKUM MENDEL DI BIDANG PERTANIAN DAN PETERNAKAN Teknik Perbaikan Mutu Tanaman dan Ternak Pengenalan mengenai konsep gen dan pewarisan telah membantu manusia dalam melakukan perbaikan mutu genetik untuk memperoleh sifat unggul tanaman dan hewan budidaya. Sifat-sifat unggul pada tanaman misalnya untuk tanaman pangan dengan karakter cepat panen, siklus hidup pendek, panen berhasil tinggi, serta tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Sifat-sifat unggul pada hewan misalnya sapi dengan keunggulan dapat menghasilkan daging, susu, dan lemak susu yang banyak; ayam dengan keunggulan banyak bertelur dan cepat gemuk; serta pada kuda dengan keunggulan dapat berlari cepat. Perbaikan mutu genetik pada tanaman dan hewan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu seleksi, persilangan hibridisasi, dan mutasi buatan. Seleksi Banyak varietas tanaman dan hewan yang berguna bagi manusia diperoleh dari proses seleksi, karena variasi memang sudah ada di antara anggota spesies yang sama. Sudah berulang kali manusia memilih sifat-sifat yang diinginkan dari tiap generasi tumbuhan atau pun hewan. Gen-gen yang bersifat unggul dipertahankan dan akan diwariskan kepada anakan sehingga diperoleh tanaman atau hewan yang dibudiyakan berkualitas tinggi. Seleksi pada tumbuhan misalnya seleksi terhadap berbagai varietas padi, gandum, dan kentang, yang memperlihatkan sifat tahan terhadap hama atau menghasilkan panen tinggi. Seleksi pada hewan misalnya pada sapi Hereford karena menghasilkan kuantitas dan kualitas daging lebih baik. Persilangan Hibridisasi Persilangan atau hibridisasi merupakan perkawinan di antara dua individu tanaman atau hewan yang berasal dari spesies yang sama, tetapi berbeda sifat genetiknya. Persilangan pada tanaman misalnya persilangan pada padi. Contohnya persilangan padi jenis A yang memiliki karakter bentuk gabah gemuk panjang GG, tahan hama HH, namun tekstur nasi tidak pulen alias pera pp dan warna gabah kusam kk, dengan padi jenis B yang memiliki karakter bentuk gabah ramping pendek gg, tidak tahan hama hh, namun tekstur nasi pulen PP dan warna gabah kuning bersih KK, Hasil persilangannya adalah padi hibrid hasil persilangan dengan semua sifat dominan. Oleh karena hibrid merupakan heterozigot dan bukan merupakan galur mumi, untuk mendapatkan hibrid F1 yang sama perlu dilakukan persilangan terus-menerus dengan menggunakan parental yang sama. Bila ingin memperoleh galur mumi maka hibrid F1 disilang kembali dengan sesamanya. Melalui persilangan yang berulang-ulang akan diperoleh galur mimu dengan karakter yang diinginkan. Persilangan pada hewan ternak terutama bertujuan untuk meningkatkan sumber protein dalam waktu relatif singkat. Misalnya ayam pedaging atau sapi yang pertumbuhannya cepat dengan badan yang cepat gemuk atau sapi perah yang air susu dan lemak susunya banyak. Persilangan pada hewan dapat dilakukan dengan cara persilangan sanak, persilangan mumi, persilangan luar, dan persilangan baur. Persilangan Sanak Inbreeding Persilangan sanak merupakan perkawinan antara hewan jantan dan betina yang masih satu keluarga. Misalnya induk jantan dikawinkan dengan anak-anak betinanya, sehingga disebut closebreeding. Tujuan persilangan ini adalah untuk menghasilkan keturunan yang bergalur mumi. Persilangan Mumi Pure Breeding Persilangan mumi merupakan perkawinan antara hewan jantan dan betina dari ras yang sama. Tujuan persilangan ini adalah untuk mendapatkan keturunan yang homozigot. Misalnya perkawinan sapi jantan dan betina ras Bali. Persilangan Luar Cross Breeding Persilangan luar merupakan perkawinan antara hewan jantan dan betina dari dua ras yang berbeda. Tujuan persilangan ini adalah untuk mendapatkan keturunan dengan sifat-sifat baru. Misalnya perkawinan antara sapi Madura yang kuat dengan sapi Fries Holland dari Belanda yang produksi susunya tinggi. Persilangan Baur Up Breeding Persilangan baur merupakan perkawinan antara hewan jantan dengan kualitas unggul yang biasanya berasal dari luar negeri dengan hewan betina yang berasal dari daerah lokal. Tujuan persilangan ini adalah untuk memperbaiki mutu hewan di daerah setempat. Mutasi Buatan Mutasi buatan merupakan perubahan susunan atau jumlah materi genetik/DNA mutasi gen atau kromosom mutasi kromosom pada sel-sel tubuh makhluk hidup, yang dilakukan dengan sengaja oleh manusia. Mutasi buatan dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu radiasi sinar radioaktif radioisotop misalnya sinar X, alpha, beta, dan gamma, atau dengan senyawa kimia berupa kolkisin. Mutasi buatan paling banyak dilakukan pada tanaman. Mutasi buatan dengan radiasi sinar gamma pada biji-biji tanaman padi dan palawija yang dilakukan oleh BATAN Badan Tenaga Atom Nasional menghasilkan padi Atomita I dan Atomita II yang berumur panen pendek, hasil produksi tinggi, dan tahan terhadap serangan hama wereng. Mutasi buatan dengan perendaman biji-biji tanaman perkebunan dan pertanian dalam kolkisin menyebabkan tanaman memiliki buah yang besar dan tidak berbiji. Misalnya buah semangka, pepaya, jeruk, dan anggur tanpa biji. 2. Penerapan Hukum Mendel pada Bidang Pertanian Penerapan hukum Mendel di bidang pertanian bertujuan untuk memperoleh bibit unggul, misalnya tanaman yang produksinya tinggi, cepat berbuah, buahnya besar, rasanya enak, tahan terhadap hama, tahan terhadap kekeringan dan sebagainya. Penyilangan pada tanaman misalnya penyilangan padi dengan fenotip tahan hama pera HHpp dengan tidak tahan hama pulen hhPP. Penyilangan dimaksudkan mendapatkan keturunan padi dengan kualitas unggul yaitu tahan hama pulen. Hasil percobaan persilangan, secara teoritis dapat dilihat pada bagan berikut Berdasarkan bagan persilangan dapat diketahui bahwa fenotipe keturunan pertama F1 100% tahan hama pulen Sedangkan rasio fenotipe F2 = 9 tahan hama pulen 3 tahan hama pera 3 tidak tahan hama pulen 1 tidak tahan hama pera. 3. Penerapan Hukum Mendel pada Bidang Peternakan Sama seperti pada bidang pertanian, penerapan hukum Mendel di bidang peternakan juga bertujuan untuk memperoleh bibit unggul. Apa saja sifat unggul yang diinginkan? Ya, contoh sifat unggul ternak yang diinginkan adalah cepat bertelur pada ayam petelur, banyak menghasilkan susu pada ternak sapi, atau tahan terhadap penyakit pada peternakan ikan dan sebagainya. Perbaikan keturunan pada ternak, dapat dilakukan melalui persilangan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, misalnya dengan cara purebreeding, inbreeding, outcrossing, crossbreeding, maupun upbreeding. a. Purebreeding, yaitu persilangan ternak jantan dan betina dalam satu jenis. Misalnya persilangan sapi madura jantan dengan sapi madura betina. Tujuannya adalah untuk mempertahankan fenotipe unggul dengan genotipe homozigot. b. Inbreeding, yaitu persilangan ternak jantan dan betina sedarah, Misalnya persilangan induk jantan dengan betina keturunannya sendiri. Tujuannya adalah untuk mempertahankan siat-sifat unggul yang dimiliki rasnya. c. Outcrossing, yaitu persilangan seekor ternak jantan dari suatu kelompok dengan beberapa betina kelompok lain yang masih satu ras tetapi tidak sedarah. Misalnya persilangan antara pejantan sapi bali dari suatu daerah dengan sapi bali betina daerah lain. Tujuannya adalah untuk menjaga kemurnian sifat unggul suatu ras. d. Crossbreeding, yaitu persilangan ternak jantan dan betina yang berbeda ras. Misalnya persilangan antara sapi Fries Holland dengan sapi Madura. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ras baru yang memiliki sifat-sifat unggul dari kedua ras tersebut. e. Upbreeding, yaitu persilangan antara pejantan yang telah diketahui mutunya biasanya didatangkan dari luar negeri, dengan betina-netina setempat. Misalnya persilangan antara sapi pejantan Ongole dari India dengan sapi betina Sumba menghasilkan Peranakan Ongole PO atau Sumba Ongole SO. Tujuannya untuk memperbaiki mutu ternak setempat. Penyilangan pada hewan, misalnya Sapi dengan sifat bugar kurus BBgg disilangkan dengan sapi dengan sifat ringkih gemuk. Penyilangan dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan dengan kualitas unggul yaitu sapi dengan sifat bugar gemuk. Secara teoritis, hasil persilangan dapat diperkirakan menggunakan bagan persilangan menurut Mendel sbb Berdasarkan bagan persilangan dapat diketahui bahwa fenotipe keturunan pertama F1 100% bugar gemuk. Sedangkan rasio fenotipe F2 = 9 bugar gemuk 3 bugar kurus 3 ringkih gemuk 1 ringkih kurus.
.
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/128
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/498
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/305
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/29
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/423
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/395
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/427
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/217
  • dewi ingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan