Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?” Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama ber-tahun-tahun, aku tak pernah berterima kasih. Hidup itu indah, kalau kita pandai bersyukur dan berterima kasih. Foto: Indonesia AndRe Arment | Pinterest
Detail Weight kg Penulis Friedrich Nietzsche Penerbit Circa Kertas Bookpaper Jumlah Halaman 124 Jenis Sampul Soft Cover Stok 4 Deskripsi Informasi Tambahan Ulasan 0 Deskripsi Serial Buku Kecil Ide Besar menghadirkan gagasan-gagasan besar yang mengguncang atau unik dan autentik dari para penulis terbaik dunia. Pikiran-pikiran mereka bergema panjang, dan menginspirasi generasi demi generasi di pelbagai masa. Kami sajikan dalam format buku kecil yang ciamik, yang mudah dibawa ke mana-mana, dan bisa dibaca dalam dua atau tiga kali duduk di stasiun atau di bandara atau di mana pun. Dalam buku tipis ini kita akan menemukan Nietzsche yang bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya dalam narasi-narasi sastrawi, dilanjutkan dengan aforisme-aforisme yang menjadi ciri khasnya deret proposisi padat yang berpotensi menimbulkan pertanyaan panjang dalam imajinasi pembaca, proposisi-proposisi yang mengutip Milan Kundera, merupakan salah satu dari enam karya yang lahir pada masa kematangan Nietzsche. Informasi Tambahan Berat kg Dimensi 13 × 19 cm

Berbicaratentang cita-cita, menurut aku cita-cita adalah sebuah tujuan yang ingin dicapai. Cita-cita bukanlah sebuah privilege yang hanya dimiliki oleh beberapa orang, melainkan setiap orang di dunia ini tanpa terkecuali berhak untuk mempunyai cita-cita apapun itu tanpa adanya batasan. Baik yang kaya maupun yang miskin, yang muda maupun yang tua

Mengapa Aku Begitu Pandai – Friedrich Nietzsche Rp Noor Cholis Penerbit Circa Tebal 124 halaman ISBN 978-602-52645-3-5Kondisi BaruDalam buku tipis ini kita akan menemukan Nietzsche yang bertanya dan menjawab sendiri pertanyaannya dalam narasi-narasi sastrawi, dilanjutkan dengan aforisme-aforisme yang menjadi ciri khasnya deret proposisi padat yang berpotensi menimbulkan pertanyaan panjang dalam imajinasi pembaca, proposisi-proposisi yang mengutip Milan Kundera, merupakan salah satu dari enam karya yang lahir pada masa kematangan teks Nietzsche sang sastrawan’ sekaligus sang filsuf’ pada zaman ketika ruang kontemplasi semakin sukar ditemukan karena hidup penuh dengan narasi besar yang berlintasan dengan cepat–serta teks yang dirumit-rumitkan untuk menutupi kurangnya imajinasi–tampaknya adalah sebuah upaya untuk kembali ke keheningan kodrati, di mana kita bebas untuk menjadi orang lain sebagai jalan menjadi diri kita sendiri. Additional information Reviews 0Additional kgDimensions19 x 13 x cmAdd a ReviewRelated products
kebetulanaku mencalonkan diri sebagai wakil ketua di salah satu organisasi di kampusku, setelah melewati tahap yang begitu panjang, tibalah masa pemilihan dan pengumuman. ternyata aku kalah dalam pemilihan tersebut, beda suara sekitar 19 suara.
Está na hora vou pensarNaquilo que quero serEu sei bem que sou capazDe um dia vir a vencerSe eu não souber o que queroVou entrar em confusãoEu não sei ser mais umNo meio da multidãoNão consigo ser alguémQue não tenha coraçãoPorque eu sei o que queroO que eu tenho até agoraFoi aquilo que viviFoi fazer o que sabiaCom aquilo que escolhiConfundi o que queriaEncontrei a solidãoBem sabia que teriaDe resolver a questãoPorque eu seiPorque eu seiO que eu queroO que eu queroFinalmente me encontreiA fazer o que queriaFoi por isto que eu luteiEra isto que eu sentiaO que eu tenho até agoraFoi aquilo que viviFoi fazer o que sabiaCom aquilo que escolhiEu não sei ser mais umNo meio da multidãoNão consigo ser alguémQue não tenha coraçãoPorque eu seiPorque eu seiO que eu queroO que eu quero

akuberdiri dibalik topeng. kali ini hampir habis dayaku membuktikan padamu. lelahmu lelahku juga, bahagiamu bahagiaku pasti, namun kau tak pernah lihat itu semua. yang kutemukan hanya rindu yang semakin dalam setiap harinya. entah harus berapa lama lagi rasa ini kupendam sendiri. entah harus berapa kata lagi yang kutulis agar kau mengerti. kau jauh,

Ajarilah aku ya Allah Mengenali, karunia-Mu Begitu banyak yang, Kau beri Begitu sedikit yang, kusadari Ajarilah, aku ya Allah Berterima kasih, pada-Mu Supaya aku dapat slalu Mensyukuri nikmat-Mu. Sayup-sayup kudengar alunan sebuah lagu, mengalun merdu dari bibir-bibir mungil anak-anak yang kira-kira masih berusia balita.
Sebelumnyaaku senang sekali memasak. Jangan salah pengertian ya, aku hanya senang memasak, bukan pandai memasak. Jadi, entah kenapa setiap masakan yang aku masak itu belum pernah bisa terasa pas dan enak di mulut. Di rumah setiap aku masak bapak mesti komentar, “kok anyep?” “Djan iki rasane opo.” Haaa sedih banget.
Saramenangis, “Apakah kamu setuju atau tidak, aku harus tetap bersamamu, tetap bersama Marven! Jika sesuatu benar-benar terjadi padamu besok, aku, Sara, tidak akan pernah hidup sendiri!” Warnia tersenyum: “Kalau begitu saya akan meneleponnya sebentar untuk bertanya, dan ketika hasilnya sudah ada, saya pasti akan memberi Anda balasan
Aku akan menjadi permaisuri yang baik, Ratu!” Alih-alih berbicara lebih lanjut, aku menepuk bahu Heinrey dengan satu tangan dan berbalik dan menaiki tangga. Aku bisa mendengar suara kemenangan Heinrey dari belakang. “Kalau begitu Yang Mulia Permaisuri Sovieshu. Apa yang harus Anda katakan antar Permaisuri?” MengapaAku Begitu Pandai - Friedrich Nietzsche Rp 60.000 Cashback Kota Yogyakarta Indie Book Corner (1) Mengapa Aku Begitu Pandai -Friedrich Nietzsche Rp 54.000 Cashback Kota Yogyakarta Lapak Boekoe Theotraphi (5) MENGAPA AKU BEGITU PANDAI - Friedrich Nietzsche Rp 59.000 Cashback Kota Yogyakarta Cassava Books (2) .
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/343
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/352
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/429
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/211
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/454
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/372
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/357
  • 63jc6ryb9f.pages.dev/287
  • mengapa aku begitu pandai